Tokoh Masyarakat Cepu Raya Sambut Baik Pernyataan Gus Ipul, Pemberdayaan Kunci Nyata Entaskan Kemiskinan
Pernyataan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) terkait pentingnya pemberdayaan sebagai kunci pengentasan kemiskinan, yang disampaikan dalam dialog di Lumajang pada Jumat (30/5/2025), menuai respons positif dari berbagai kalangan, termasuk tokoh masyarakat di Cepu Raya. Mereka sepakat bahwa pendekatan pemberdayaan adalah solusi yang lebih fundamental dan berkelanjutan dibandingkan bantuan semata.
Pemberdayaan, Dari Sekadar Bantuan Menuju Kemandirian
Dalam kesempatan dialog dengan pilar-pilar sosial dan kelompok pengolahan pelepah/gedebong pisang di Lumajang, Gus Ipul menegaskan visi pemerintah untuk membangun kapasitas masyarakat miskin agar mandiri. "Pemberdayaan bukan hanya tentang memberikan bantuan langsung, tetapi juga membekali masyarakat dengan 'kail' dan 'pengetahuan cara memancing' agar mereka mampu menciptakan penghidupan sendiri secara berkelanjutan," ujar Gus Ipul.
Pernyataan ini disambut antusias oleh Mujiyanto, seorang tokoh masyarakat muda di Cepu yang dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan ekonomi kerakyatan. Menurutnya, pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat yang diberdayakan memiliki motivasi dan daya juang yang lebih tinggi.
"Kami sangat setuju dengan pandangan Gus Ipul. Selama ini, banyak program bantuan yang bersifat karitatif, memang penting untuk jangka pendek, tapi seringkali tidak mengubah kondisi mendasar. Pemberdayaan, di sisi lain, memberikan mereka keterampilan, akses ke pasar, dan yang terpenting, kepercayaan diri untuk bangkit. Ini adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan terasa hingga generasi mendatang," jelas Mujiyanto saat ditemui di kediamannya, Sabtu (31/5/2025).
Mengangkat Martabat Melalui Keterampilan Lokal
Konsep pemberdayaan yang ditekankan Gus Ipul, seperti contoh pengolahan pelepah/gedebong pisang, sejalan dengan potensi besar sumber daya lokal di Cepu Raya. Banyak masyarakat di pedesaan memiliki akses ke bahan baku yang belum optimal dimanfaatkan.
Ibu Kartini, seorang pegiat UMKM dan pembina kelompok wanita tani di Kecamatan Sambong, Blora, menyatakan bahwa potensi seperti limbah pertanian atau perkebunan bisa menjadi sumber ekonomi baru jika dikelola dengan baik. "Di daerah kami, banyak sekali limbah jagung, singkong, atau bahkan limbah kayu jati yang sebenarnya bisa diolah menjadi produk bernilai. Program pelatihan dan pendampingan seperti yang dicontohkan Gus Ipul sangat kami harapkan. Ini bukan hanya soal uang, tapi juga mengangkat martabat mereka yang selama ini mungkin merasa tidak punya apa-apa menjadi produsen yang berdaya," ujarnya bersemangat.
Memutus Lingkaran Kemiskinan dengan Pendekatan Holistik
Para tokoh masyarakat di Cepu Raya meyakini bahwa pemberdayaan adalah kunci untuk memutus lingkaran kemiskinan antargenerasi. Mereka melihat bahwa ketika orang tua diberdayakan, mereka cenderung berinvestasi lebih pada pendidikan anak-anak mereka dan menciptakan lingkungan yang lebih baik di masa depan.
"Pendekatan holistik seperti ini yang dibutuhkan. Pemerintah melalui Kementerian Sosial tidak hanya melihat kemiskinan sebagai masalah kurangnya pendapatan, tetapi juga sebagai masalah kurangnya akses, keterampilan, dan kapasitas. Dengan memperkuat pilar-pilar sosial dan melibatkan masyarakat secara aktif, kita bisa menyasar akar masalah kemiskinan itu sendiri," tambah Mujiyanto, menyoroti peran strategis pilar-pilar sosial yang juga hadir dalam dialog Gus Ipul di Lumajang.
Para tokoh masyarakat Cepu Raya berharap pernyataan dan komitmen Gus Ipul ini dapat diterjemahkan dalam program-program nyata yang bisa diimplementasikan secara luas, termasuk di wilayah mereka. Mereka siap berkolaborasi untuk mewujudkan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera.